Karhutla di Sumatera dan Kalimantan Malah di Mojokerto Ispa Meningkat

Karhutla di Sumatera dan Kalimantan Malah di Mojokerto Ispa Meningkat

Kabar Kesehatan - Yang menjadi tanda tanya? kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau dan Kalimantan, justru yang mengalami penyakit akibat Kabut asap dan kemarau ini adalah kebanyakan warga di Kabupaten Mojokerto, ini ulasan selengkapnya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Mojokerto, dr Langit Kresna Janitra mengatakan, Sejak 6 bulan terakhir 49.457 Jiwa di Kabupaten Mojokerto terkena Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), hal ini terindikasi karena musim kemarau yang berangin membuat penyebaran penyakit merebak.

Selain ISPA, penyakit yang dominan selama 6 bulan terakhir di Kabupaten Mojokerto adalah penyakit lambung dan infeksi usus. Jumlah penderitanya mencapai 17.464 jiwa. Disusul capek dan pegal 16.724 orang, Myalgia 11.553 orang, tipus 8.886, diabetes 8.224 dan hipertensi 13.078 jiwa.

"Selama 6 bulan 2019, ISPA mendominasi penyakit yang menyerang warganya saat musim kemarau berangin. Karena penularannya melalui saluran pernafasan," katanya, Rabu (21/8/19).

ISPA disebabkan bakteri dan beberapa virus yang menyerang sistem pernafasan. Beberapa virus penyebabnya yaitu rhinovirus, coronavirus, parainfluenza, respiratory syncytial virus dan adenovirus.

Penyakit ini menyerang setiap orang yang kondisi kekebalan tubuhnya rendah atau kurang fit. Gejala yang timbul meliputi batuk, pilek, demam dan sesak nafas.

"Kita mengimbau masyarakat untuk menjaga kekebalan tubuh selama musim kemarau. Dan untuk mencegah ISPA supaya masyarakat banyak minum air, istirahat yang cukup, konsumsi vitamin c untuk kekebalan tubuh," terangnya.

Bagi masyarakat yang saat ini masih mengalami gejala ISPA, dr Langit meminta agar tidak panik. Menurut dia, pengobatan awal cukup dengan memberikan obat batuk dan penurun demam. Atau meminta Vitamin C gratis di Puskesmas terdekat.

"Pengobatan kami saat ini mengurangi penggunaan antibiotik karena akan membuat tubuh resisten, dosis akan meningkat," ujarnya.**