Pernyataan Buyung Jaffee Terindikasi Menyesat Publik Riau, CERI; Kita Laporkan Dugaan Kebohongan Dia

Pernyataan Buyung Jaffee Terindikasi Menyesat Publik Riau, CERI; Kita Laporkan Dugaan Kebohongan Dia

Kabar Pekanbaru - Banyak pihak yang mencurigai pernyataan Direktur Utama PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) tahun 2024, Jaffee Arizon Suardin alias Buyung Jaffee, “berbohong?” dan menyesatkan publik khususnya di Riau.

Tentang pernyataan Buyung biaya pengeboran persumur di blok Rokan mulai dari USD 600 ribu hingga USD 2 juta persumur, ketika dia masih menjabat sebagai Dirut PT PHR ( 2021 sd 2023).

Buyung yang dikabarkan sebagai Direktur Logistik dan Infrastruktur PT Pertamina (Persero) dari 13 Juni 2025?, dicurigai oleh banyak pakar Migas, “sebagai penebar angin surga produksi minyak nasional 1 juta barel per hari”.

Padahal, Buyung harus ikut tanggung renteng atas kegagalan pengelolaan Blok Rokan, apalagi posisi strategis Direktur Infrastruktur dan Logistik adalah koordinator Optimasi Hilir yang sangat menentukan skema impor minyak mentah dan BBM 1 juta barel perhari.

“Karena Buyung kami duga menyebarkan berita diduga bohong di media dan menyesatkan publik khususnya Riau, setelah 17 Agustus 2025 CERI akan melaporkan kepada penegak hukum,” kata Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Yusri Usman, Minggu (10/8/25).

Kata Yusri, “siapa yang bohong biar Polda Riau menyelidikinya, yang penting tugas CERI melaporkannya”.

“Nanti biar dikeluarkan data data hitungan riil biaya per sumur. Itu kan bagus bagi masyarakat Riau dan praktisi migas agar ada transparansi terhadap biaya setiap sumur dan nilai keekonomian WK Rokan".

“Sebab PHR jor-joran melakukan pemboran sekitar 1.600 sumur mulai saat transisi hingga saat ini dan diduga kesalahan pemilihan teknologi Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) dan telah menjadi biang kerok penyebab kegagalan untuk lapangan yang sudah mature yang tingkat penurunan produksinya secara alamiah cukup tinggi, sementara apa yang disebutkan Buyung di media betolak belakang,” kata Yusri.

Kata Yusri, ketika Dirut PHR, Ruby Mulyawan dalam program Energy Corner kepada CNBC Indonesia pada 10 Mei 2025 malah enggan menyebut angka produksi Blok Rokan dan hanya berkata untuk semester 1 tahun 2025 belum mencapai target.

Sekjen Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Asosiasi Pengusaha Jasa Penunjang Migas Indonesia (APJPMI) Aris Aruna, berpendapat  Pertamina Hulu Rokan (PHR) gagal menaikan produksi minyak Blok Rokan menjadi 400.000 barel per hari.

“Ini yang harus disikapi dan disiasati serta dialisis oleh tim Ting Tang PT. RP Holding bersama BUMD pemenang PI 10 persen,” kata Aris, Minggu (10/8/25).

Informasi yang didapatkan Aris Aruna itu, “invoice yang diterima oleh PT Riau Petroleum Rokan setiap bulannya untuk biaya satu sumur itu 7 juta USD, bahkan ada yang 8 juta USD”.

Data terakhir kata Aris Aruna, “bahwa PT. Pertamina Hulu Rokan (PHR) sudah menggali sumur baru sebanyak 1879 lokasi, sehingga sejak 1 januari tidak ada transfer kepada PI ke Riau Petroleum Rokan”.

“Alasannya sih klasik, dengan alasan dan bagi hasil habis itu dibayarkan ke Cash-call pengeboran sumur baru. Ironis bukan?,” pungkas Aris Aruna.**