Dua Gajah TNTN Menjadi Anak Angkat, Mandala Foundation ;  Pak Kapolda Asal Alamnya Dikembalikan Gajah Tahura SSH Jadi Anak Angkat Tiri Pun Boleh

Dua Gajah TNTN Menjadi Anak Angkat, Mandala Foundation ;  Pak Kapolda Asal Alamnya Dikembalikan Gajah Tahura SSH Jadi Anak Angkat Tiri Pun Boleh

Kabar Pekanbaru - Saat ini Satgas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) terus melakukan tugasnya mengembalikan kawasan hutan ke habitatnya, yang viral satu bulan belakang adalah mengosongkan Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) dan mengembalikan gajah ke habitatnya.

Kapolda Riau dalam satu wawancara kepada media ini mengatakan, “pohon hewan juga punya hak untuk hidup dan dilindungi,” demikian kata Kapolda Riau Irjen Pol Dr Herry Heryawan, saat memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan Hari Bhayangkara ke-79, Polda Riau, Rabu lalu.

Dalam kegiatan ini Kapolda dan jajarannya menggelar bakti sosial dan penanaman pohon di Polsek Kampar Kiri, Kelurahan Lipat Kain, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Rabu (18/6/25).

Tentunya selain mengosongkan TNTN dari petani sawit ilegal, Kapolda Riau diminta pegiat lingkungan dari Mandala Foundation, Tommy Freddy Manungkalit, untuk sesegera mungkin mengembalikan Taman Hutan Raya Sultan Syarif Hasyim (Tahura SSH) ke habitat aslinya.

“Mohon Pak Kapolda Riau, segera usir petani sawit yang berada dalam kawasan Tahura, agar Gajah di lokasi itu juga merasakan kegembiraan seperti Gajah dalam TNTN,” kata Tommy, Rabu (25/5/25).

Kata Timmy, Tahura SSH merupakan kawasan pelestarian alam yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 348/Kpts-II/1999 tanggal 26 Mei 1999 seluas 6.172 Ha.

“Kawasan Tahura SSH meliputi 3 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Kampar seluas 3.041,81 Ha, Kabupaten Siak seluas 2.323,33 Ha dan Kota Pekanbaru seluas 806,86 Ha, kita minta Kapolda Riau dan Tim Satgas PKH untuk juga memperhatikan kelestarian habita Gajah Minas ini,” katanya.

“Seperti kita dengan dua Gajah dalam TNTN diangkat kapolda menjadi anak angkatnya, dan kita juga berharap mengangkat anak Gajah di dalam kawasan Tahura SSH, setidaknya anak angkat titi pun boleh,”: kata Tommy

Dijelaskan Tommy, “berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor : SK.765/Menhut-II/2012 tanggal 26 Desember 2012 tentang pembentukan KPHP Model Minas Tahura, maka Tahura SSH menjadi bagian dari KPHP Model Minas-Tahura yang wilayah kerjanya seluas 146.734 Ha”.

“Hutan Produksi Terbatas (HPT) : 140.562 HA dan Tahura Sultan Syarif Hasyim : 6.172 HA, dan KPHP Model Minas tahura merupakan suatu kesatuan pengelolaan hutan terkecil sesuai fungsi pokok dan peruntukannya yang dapat dikelola secara efisien dan lestari, tentunya dengan keberadaan KPHP dalam taman Tahura Tentunya dapat melaksanakan tugasnya secara lebih intensif, lestari dan sesuai fungsinya,” katanya.

Tahura itu sendiri Lanjut Tommy, didirikan sejak tahun 1985, Taman Hutan Raya telah dirintis pembentukannya dengan melakukan persiapan pembuatan Hutan wisata. Melalui Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tk. I Riau Nomor : 367/IV/1985 tanggal 24 April 1985 ditetapkan Hutan Wisata seluas 1.000 Ha di daerah Minas.

Selanjutnya dengan dana APBD dan IHH telah dilakukan pembuatan sarana wisata dan beberapa sarana penunjang menuju terbentuknya Taman Hutan Raya. 

“Kawasan Tahura SSH merupakan lokasi wisata yang sangat strategis karena dekat dengan Ibukota Provinsi. Untuk mencapai kawasan tersebut dapat ditempuh dengan rute Pekanbaru – Minas dengan jarak 25 Km dari Kota Pekanbaru dengan waktu tempuh perjalanan sekitar 30 menit, yang kini sudah berubah menjadi lahan sawit tentunya ini ilegal,” kata Tommy.

“Potensi dalam Tahura sendiri ada keanekaragaman flora dan fauna cukup besar, bentang alamnya memungkinkan untuk dikembangkan bagi berbagai kegiatan wisata atau rekreasi dan berfungsi sebagai paru-paru Kota Pekanbaru,” kata Tommy.

Mandala Foundation kata Tommy, sangat berharap sekali kepada Tim Satgas PKH dan Kapolda Riau untuk sesegera mungkin mengembalikan Taman Rakyat (Tahun ini menjadi alam seutuhnya dan dihuni Gajah maupun satwa lainnya agar wisata alam di Riau hidup kembali,” pungkasnya.**