Sumut Darurat Narkoba, Hinca: Sumut 5 Tahun Berturut-turut Juara Nasional Penyalahgunaan Narkoba

Sumut Darurat Narkoba, Hinca: Sumut 5 Tahun Berturut-turut Juara Nasional Penyalahgunaan Narkoba

Photo : Hinca Panjaitan

Kabar Medan - Anggota Komisi III DPR RI Fraksi Demokrat, Hinca Pandjaitan, menyoroti masalah penyalahgunaan narkoba di RI yang tinggi. Dalam rapat kerja Komisi III DPR dengan Kepala BNN Marthinus Hukom, Hinca menyinggung Sumatera Utara dengan tingkat prevalensi tertinggi penyalahgunaan narkotika.

"Saya dari dulu sudah bilang Pak Marthin, BNN bubar atau sangar? Kalau nggak mau bubar kau sangar, kalau nggak mau sangar kau bubar. Hinca Panjaitan sikap politiknya sangar. Kan begitu," ujar Hinca di Raker Komisi III, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (5/5/2025).

Hinca menyikapi data dari BNN terkait daerah dengan kategori waspada dan bahaya terhadap penyebaran narkotika. Ia menyebut mayoritas kategori ini disematkan di daerah Pulau Jawa.

"Aku tinggal lihat ini bahaya dan waspada, itu agak unik angka ini, data ini, antara bahaya dan waspada ini dengan penggunanya. Kalau kawasan rawan narkoba, bahaya dan waspada masih Jawa tengah, Jawa Barat, Banten yang tertinggi baru Jawa timur pulau Jawa lah," ujar Hinca.

"Sumatera Utara kampungku ini cuma 476 kawasannya dan 23 yang berbahaya, 453 yang waspada. Dari 693 kami kelurahan atau 450 kecamatan, agak-agak, kami masih agak tarik napas begitu," sambungnya.

Kendati demikian, Hinca menyoroti provinsi dengan prevalensi narkoba tertinggi berada di Sumatera Utara. Ia menyebut sudah lima tahun berturut-turut Sumut menyandang gelar tersebut.

"Begitu melihat perkembangan prevalensi penyalahgunaan narkoba Sumatera Utara lima tahun Berturut-turut juara nasional terus ini," ungkap Hinca diiring tawa peserta rapat.

Hinca memandang hal ini bisa terjadi lantaran banyaknya perkebunan di wilayah Sumut. Hinca pun mendorong BNN untuk menggalakkan sistem intelijen untuk menuntaskan peredaran narkoba.

"Juara terus ini, nah juara nasional masuk akal hasil penelitian saya Pak Marthin, kami paling banyak penggunanya karena banyak kebun di kami dan banyak nelayan di kami. Karena itu, kalau dia makan itu tambah tenaganya bonus dapat dan seterusnya," ujar Hinca.

"Dari sini saya ingin berangkat ke spiritnya Pak Marthin saya setuju the best way untuk bertahan adalah intelijen dan saya percaya kemampuan Pak Marthin selama memimpin yang kemarin itu ini hal yang mudah. Ini menurut saya karena pengalaman Pak Marthin untuk bidang ini," imbuhnya.

Sebelumnya, di rapat yang sama Kepala BNN Marthinus mengatakan jumlah perputaran uang dari narkoba ini mencapai Rp 500 triliun. Adapun untuk provinsi dengan prevalensi narkoba tertinggi berada di Sumatera Utara.

"Berdasarkan survei prevalensi penyalahgunaan narkoba tahun 2019 menunjukkan 5 provinsi tertinggi angka prevalensi, yaitu Sumatera Utara sebesar 6,5%, Sumatera Selatan sebesar 5% DKI Jakarta sebesar 3,3%, Sulawesi Tengah sebesar 2,8%, Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 2,3%," ungkap Marthinus.**