Kado Pahit May Day Dan Hardiknas 2024, Paman Bobby Nasution "Tak Becus" Urus Guru Honorer Pemko Medan

Kado Pahit May Day Dan Hardiknas 2024, Paman Bobby Nasution "Tak Becus" Urus Guru Honorer Pemko Medan

Photo : Guru Honorer Pemko Medan saat demo

Kabar Medan - Masih banyaknya guru yang bergaji jauh di bawah UMR menjadi satu kado pahit di  May Day dan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2024, Banyak guru yang masih bergaji Rp 200 ribu, bahkan ada yang di bawah itu.

Guru—meskipun statusnya honorer—adalah tenaga kerja terdidik yang paling mensyaratkan keterampilan dan ijazah setelah dosen. Mengapa kemudian gajinya tidak bisa setara dengan profesi lain? Bahkan lebih rendah dari gaji buruh-buruh pelabuhan yang tidak berijazah?

Apakah pekerjaan mengajar dianggap gampang? Kalau ada sekolah yang tidak bisa menggaji layak guru, dalam hal ini guru honorer, sebaiknya sekolahnya ditutup saja atau tidak usah mencari guru.

Bukan rahasia umum, Indonesia kekurangan sejuta guru. Kebijakan pemerintah beberapa tahun belakangan untuk tidak mengangkat ASN mengakibatkan defisit guru yang tidak main-main. Guru-guru secara massal pensiun tidak diikuti oleh pengangkatan ASN guru untuk menutup lubang-lubang kekosongan tersebut.

Mengapa Pemerintah tidak bisa membuat kebijakan melalui BKN untuk memantau jumlah guru yang akan pensiun setiap tahun dan dibuka formasi guru sejumlah ASN guru yang mau pensiun? Bagaimana mau meningkatkan kualitas pendidikan, model rekrutmen guru saja tidak ada cetak birunya?

Masalah paceklik guru akan terus berlangsung jika tidak ada program jangka panjang dalam rekrutmen guru. Sehingga sekolah terpaksa merekrut guru-guru honorer yang pembiayaannya tidak jelas. Guru honorer digaji seadanya saja.

Sorotan rendahnya kualitas pendidikan Indonesia yang gencar dilakukan berawal dari rendahnya mutu kompetensi guru. Tentu saja rendahnya kompetensi guru berbanding lurus dengan kesejahteraan, dalam hal ini guru-guru honorer yang menjadi tulang punggung di sekolah-sekolah yang tidak terjamah tangan guru ASN.

Rahmadsyah Aktifis yang tergabung dalam Forum Aktifis Kota Medan (FAM)  mengatakan bahwa apa yang di alami guru honorer Pemko Medan adalah Kado Pahit di May Day dan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2024

"Belum di terimanya dana Insentif dan Serti bagi Guru Honorer Pemko Medan adalah Kado Pahit  bagi Guru Honorer Pemko Medan di saat Peringatan May Day dan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2024," ungkapnya

Lanjut Rahmad mengatakan bahwa apa yang di alami Guru Honorer Pemko Medan adalah bukti ketidak becusan Kadis Pendidikan Kota Medan yang rangkap jabatan Plh Sekda Kota Medan yang juga Paman Walikota Medan Bobby Nasution. 

"Jangan sampek Kadisnya yang gak becus, Pak Wali yang kenak getahnya, kita berharap persoalan Guru Honorer Pemko Medan cepat di selesaikan," katanya

Rahmad juga mengatakan agar Walikota Medan Turun tangan menyelesaikan persoalan Guru honorer Pemko Medan

"Pak Wali Lagi Umroh, doakan kami Warga Medan, besar harapan kami agar Pak Wali bisa menuntaskan persoalan guru honorer Pemko Medan," pungkasnya.**